KONSEP TUHAN DALAM ISLAM DAN EKSISTENSI TUHAN DALAM ISLAM
KONSEP TUHAN DALAM
ISLAM
Islam merupakan satu-satunya agama yang mengajarkan sebuah
konsep Ketuhanan berupa pengesaan Tuhan, dalam rangka memurnikan keagungan-Nya
selaku Pencipta tunggal, Pembina tunggal (dari alam semesta), serta Illah (sesembahan) tunggal. Dalam penjabaran Al-Quran, dapat terlihat
sebuah penekanan bahwa Allah adalah Dzat Yang Tunggal :
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.” (Al-Ikhlas
(112) : 1-4).
Allah itu Esa, bukan 1 dari 3, atau 3 yang 1. Allah tidak
punya anak, Allah itu tunggal. Perbedaan mendasar inilah yang membedakan konsep
tauhid Islam dengan konsep ketuhanan yang lain. Seperti misalnya Trinitas
Kristiani. Menurut iman kristiani, tuhan sebagai oknum/pribadi memiliki dalam
diri-Nya 3 (tiga) kodrat kuasa-Nya atau kodrat Ketuhanan-Nya, yaitu:
Dalam ajaran Islam, satu-satunya yang berhak
menginterpretasikan (menta’wil) pemaknaan diri Tuhan, adalah diriNya sendiri,
karena logika dan rasio manusia sangatlah terbatas. Hal ini dijelaskan secara
langsung oleh Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 7 :
”Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di
antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat (ayat-ayat hukum yang gamblang
maknanya), itulah pokok-pokok isi Al-Quran, dan (sedangkan) yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat (Samar-samar maknanya). Adapun orang-orang yang
dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian
ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk
mencari-cari ta’wilnya (penjelasannya), padahal tidak ada yang mengetahui
ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan
kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang
yang berakal.” (Ali Imran (3) : 7)
Yang dimaksud ayat-ayat mutasyabihaat dalam ayat tersebut
menurut sepakat ahli tafsir adalah ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah
yang mengetahui, seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib, misalnya
ayat-ayat yang mengenai sifat-sifat Allah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa Dzat Tuhan hanya Dia sendiri yang mengetahui (hakikatnya), sedangkan
makhlukNya hanya (cukup) tahu sedikit saja (karena logika dan rasio manusia
terbatas).
EKSISTENSI TUHAN
DALAM ISLAM
Dalil Naqli
Alqur’an merupakan satu satunya kitab suci yang paling
banyak memuat ayat ayat yang berkaitan dengan bukti eksistensi dan keesaan
tuhan. Kitab taurat dan injil dalam mengungkap bukti eksistensi tuhan tidak
sebanyak yang diungkap oleh Al qur’an. Sosiokultural masyarakat yang dihadapi
Nabi Musa a.s dan Nabi Isa a.s jauh berbeda dari masyarakat yang dihadapi Nabi
Muhammad Saw[1].
Bukti eksistensi Allah dalam Alqur’an antara lain :
“Dan diantara tanda
tanda (eksistensi)Nya ialah menciptakan langit dan bumi, dan berlainan bahasamu
dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat
tanda tanda bagi orang orang yang mengetahui ” (QS. Ar Rum 30:22)
Bersambung..........
COMMENTS