Macam-macam Tasawuf dalam islam
1. Tasawuf
falsafi (dalam tasawuf dipengaruhi filsafat). Filsafat adalah ilmu yang mengedepankan
rasio yang cirinya menggunakan akal, pikiran dan rasio.
2. Tasawuf
akhlaqi (menggunakan pendekatan akhlaq). Ada tahapan yang dilakukan yaitu
tahalli yang artinya mengkosongkan diri dari akhlaq yang buruk.
3. Tasawuf
amali (menggunakan pendekatan amaliah
yang berbentuk wirid dan telah diajarkan toriqot-toriqoot).
Dalam mempelajari
tasawuf, Al-Qur’an mengutamakan akhlaq yang mulia dan harus dimiliki oleh
seorang muslim.
Dalam dunia tasawuf,
masalah ubudiyah lebih menonjol dari pada hal-hal yang berhubungan dengan
dunia. Jika hal-hal tersebut dilakukan dengan baik, maka akan menimbulkan
akhlaq mulia. Ibadah yang wajib atau sunnah selalu dikaitkan dengan taqwa,
bagaimana seseorang muslim melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Untuk menjadi seorang
sufi, perlu adanya perjalanan-perjalanan menuju Tuhan yang harus dilalui atau
sering di sebut “Maqom”/station. Antar
toriqot, tidak sama dalam menentukan maqam, ada yang mengatakan 7 dan ada yang
mengatakan 11. Tetapi maqo inilah yang secara umum :
1. At-Taubah.
Setiap toriqot memandang sama bahwa yang pertama itu adalah At-Taubah, meskipun
yang paling penting dan harus ada itu adalah “zuhdu”. Mengapa seseorang harus
zahid? Karena At-Taubah itu tidak bisa tanpa zuhdu. Maka, zahid pasti ada dalam
tasawuf dan At-Taubah pasti ada sebagai awal dari tasawuf (Tuhan itu bisa
didekati ketika seseorang itu sudah bersih dan suci dari dosa). Karena tujuan
sufi pada dasarnya memperoleh kedekatan kepada Allah dannhanya bisa dicapai
ketika seseorang itu sudah suci.
2. Hal
atau “keadaan jiwa meliputi rasa senang, gembira, sedih dst”. Hal adalah
pemberian Allah yang hanya sementara “wahbiyun”,
atau bagian dari suatu kondisi saat menjalani maqom tertentu. Seperti keadaan
saat bencana tetapi masih bisa syukur.
3. Wira’i
“menjauhkan sesuatu yang tidak jelas statusnya”. Ada 2 tingkatan dalam wira’i,
yaitu “secara lahir” yaitu tidak melakukan sesuatu kecuali untuk ibadah kepada
Allah. Yang kedua wira’i “secara bathin” yaitu tidak memasukkan sesuatu kedalam
hatikecuali tuhan. Untuk bisa wira’i, maka harus bisa meninggalkan hal-hal yang
bersifat syubhat,
4. Zuhud.
Yaitu menjauhkan hal-hal yang bersifat dunia untuk mencapai akhirat dan tidak
tamak. Zuhud lebih tinggi dari sebelumnya. Tidak hanya menjaga yang syubhat, tetapi
juga menjaga yang halal.
5. Al-Faqru
“faqir”. Yaitu mengosongkan pikiran dan harapan dari kehidupan hari ini dan
akan datang, dan tidak ada pikiran kecuali Allah. Apabila sudah seperti itu
maka tidak terikat dengan apapun.
6. Sabar.
Yaitu menerima bencana dengan rela, kelanjutan dari tingkat kafir
7. Ridho.
Yaitu, hilangnya rasa ketidaksenangan dalam hati kepada Allah.
Fana’, baqa, dan ittihad merupakan kunci
tasawuf yang menyebabkan mereka menilai tasawuf menjadi hal yang menyeleweng
dan kafir. Berikut adalah penjelasannya :
1. Fana’(hanya
menyadari Tuhan dalam dirinya). Yaitu, hilangnya sifat-sifat kemanusiaan
“basyariyah”. Sifat-sifat kemanusiaan ini maksutnya adalah hilangnya sifat
makhluk biologis seperti perlunya makan, minum, seksual dan sebagainya. Sifat
ini hilang dan berganti dengan sifat ketuhanan, jadi orang tersebut diliputi
dengan sifat ketuhanan. Fana’ yang dicari orang sufi adalah “fana’unnafsi” yaitu hancurnya perasaan
atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar (sudah tidak dirasakan lagi) atau hilangnya
kesadaran tentang dirinya dan makhluk-makhluk lain.
2. Baqa’
(sifat Tuhan melekat pada dirinya). Fana’ dan Baqa’ datangnya secara
beriringan. Orang yang ingin mendapat Al-Baqa’ adalah harus melakukan amalan,
antara lain taubat, dzikir, dan ibadah. Fana’ merupakan jembatan menuju
penyatan ruhaniyah dengan Tuhan (Baqa’). Fana’ dan Baqa’ sangat erat dengan
Ittihad, karena tujuan Fana’ dan Baqa’ adalah Ittihad.
3. Ittihad
(Bersatu dengan Tuhan). Jika seorang sufi sudah mencaai tingkat Ittihad, maka
yang dilihat hanya satu wujud meskipun ada dua wujud yang berbeda dan
terpisah. Kedua wujud tersebut akan
terjafi pertukaran peranan yang dicintai dan mncintai, dan salah satu diantara
mereka akan memanggil “Hai Aku”.
COMMENTS